INDPORTAL.COM, TGM – Anggota DPRD Komisi IV Kabupaten Tanggamus, Zudarwansah, menyatakan dukungan penuh terhadap perbaikan Jembatan Gantung di Pekon Tampang Muda, Kecamatan Pematang Sawa, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, jembatan tersebut menjadi akses penting bagi warga, khususnya bagi pelajar SMPN 2 dan SMAN 1 Pematang Sawa, yang selama ini terhambat dalam perjalanan.
Bahkan, warga setempat sempat membuat konten di media sosial untuk menyuarakan kebutuhan perbaikan jembatan.
“Alhamdulillah sekarang ada titik terang berkat kerja sama Pemkab Tanggamus dan Pemerintah Provinsi, sehingga langsung dilakukan perbaikan,”Jelas Zudarwansah saat ditemui di kediamannya, Rabu 23 September 2025.
Sebelumnya, sempat viral di media sosial kondisi Jembatan Gantung Tampang Muda yang sangat memprihatinkan.
Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan yang digunakan oleh masyarakat dan anak-anak sekolah, namun kondisinya membahayakan keselamatan penggunanya. Kini, berkat kolaborasi lintas elemen masyarakat, jembatan itu mulai diperbaiki.
Zudarwansah juga berharap agar masyarakat tetap kompak mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah selatan Pematang Sawa. Selain jembatan gantung, ia mengungkapkan rencana pembukaan akses jalan dari Pekon Way Nipah hingga Pekon Tampang Tua.
“Jika akses jalan terbuka, hasil bumi masyarakat akan lebih mudah dijangkau. Untuk itu mari kita bersatu, baik pemerintah pekon, kecamatan, maupun kabupaten. Kami DPRD siap mendukung penuh,”Tegasnya.
Ia juga menambahkan, langkah warga yang membuat konten di media sosial menurutnya sah-sah saja selama itu untuk kepentingan masyarakat banyak.
Langkah cepat pemerintah daerah bersama DPRD Tanggamus dalam merespons keluhan warga layak diapresiasi.
Perbaikan Jembatan Gantung Tampang Muda bukan hanya menyelamatkan akses pendidikan bagi ratusan pelajar, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan legislatif dapat menghadirkan solusi.
Keterlibatan masyarakat melalui media sosial juga patut dihargai, karena aspirasi yang disuarakan bersama telah membuka jalan bagi percepatan pembangunan.
Jika pola kolaborasi ini terus dijaga, maka wilayah selatan Pematang Sawa yang selama ini terisolasi akan semakin mudah mengakses pendidikan, kesehatan, maupun hasil bumi mereka sendiri (**)
