Waspadai Kampanye Program Fiktif yang Menyesatkan Masyarakat: Seperti Beasiswa ‘Tanggamus Pintar 2025’

INDportal.com, Tanggamus – Program Tanggamus Pintar 2025 yang kini ramai dibicarakan oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus diduga program fiktif sebagai bagian dari modus kampanye yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi publik. Jum’at (8/11/24)

Karena itu pada Pilkada 2024, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhadap kampanye politik yang mengumbar program-program fiktif termasuk beasiswa seperti “Program Tanggamus Pintar 2025” yang telah di hembuskan oleh salah satu Paslon.

Sebab setiap program yang akan di berikan harus melalui riset atau kajian yang matang, bukan tanpa rencana yang dapat diwujudkan guna memenangkan sebuah dukungan.

Sebagai catatan, bahwa program beasiswa yang ada seperti Program Indonesia Pintar (PIP) baik reguler maupun aspirasi merupakan program yang sudah memiliki rencana dan mekanisme pencairan yang jelas.

Sementara itu, “Program Tanggamus Pintar 2025” diklaim tidak memiliki dasar anggaran dalam APBD 2025 yang telah disahkan tanpa mencakup rencana, Sehingga dapat menimbulkan indikasi bahwa janji tersebut berpotensi menjadi alat untuk menipu masyarakat.

Ciri-Ciri Program Fiktif:

1. Janji Tanpa Rencana Nyata: Janji besar terkait pendidikan atau kesejahteraan tanpa rencana konkret yang menjelaskan langkah-langkah atau sumber daya yang diperlukan.

2. Pernyataan Emosional Tanpa Bukti: Penggunaan kata-kata besar yang menyentuh emosi tanpa didukung oleh data konkret.

3. Penekanan pada Masa Depan Jauh: Menggeser janji ke waktu yang jauh, sehingga sulit dipantau realisasinya.

4. Semburan Janji Tanpa Proses: Banyak janji bantuan sosial atau ekonomi yang tidak menyebutkan proses pencapaiannya.

Untuk melindungi masyarakat agar terhindar dari janji-janji palsu, masyarakat diimbau untuk melakukan riset, mempertanyakan rencana konkret di balik program yang ditawarkan, dan memeriksa rekam jejak kebijakan calon sebelumnya.

Kampanye dengan janji kosong tak akan memberikan solusi nyata, dan penting bagi kita semua untuk memilih berdasarkan data dan fakta, bukan janji kosong belaka.

Kebijakan publik yang berkualitas dan aplikatif adalah berdasarkan bukti-bukti yang memadai. (Red)

Berita Terbaru