INDPORTAL.COM,TGM – Gangguan jaringan Telkomsel yang sering dikeluhkan oleh warga Kecamatan Limau dan Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus, ternyata disebabkan putusnya kabel bawah tanah akibat tanah longsor. Sabtu (9/8/2025)
Selain gangguan yang disebabkan oleh tanah longsor, pekerjaan proyek jalan juga sering menyebabkan kabel bawah tanah seringkali mengalami kendala.
Menurut Deni, teknisi lapangan Telkomsel, gangguan itu terjadi karena kabel jaringan bawah tanah rusak saat adanya pekerjaan proyek jalan di wilayah tersebut.
“Selain faktor longsor, ada juga kerusakan yang diakibatkan pekerjaan proyek jalan. Lokasinya cukup jauh dari Bandar Lampung, akses jalannya pun sulit,”Jelas Deni, Minggu (3/8/2025).
Kerusakan ini membuat proses perbaikan membutuhkan waktu lebih lama, mengingat teknisi harus menempuh jarak cukup jauh dan menghadapi medan yang tidak mudah.
Menanggapi tudingan Anggota Bapemperda DPRD Kabupaten Tanggamus yang mengaitkan gangguan Telkomsel dengan keberadaan jaringan Wi-Fi, Deni juga secara tegas membantah tudingan tersebut.
“Isu yang mengaitkan gangguan Telkomsel dengan keberadaan jaringan Wi-Fi tidaklah benar. Tidak ada hubungannya sama sekali,”Tegas Deni.
Selain itu, masih kata Deni, kerusakan kabel yang menimbulkan gangguan juga kerap dipicu oleh masalah pada jaringan induk di Way Ratai.
“Jika jaringan induk terganggu, otomatis sinyal di sini ikut mati,” jelasnya.
Meski penjelasan teknis telah disampaikan, hingga kini pihak manajemen Telkomsel belum memberikan pernyataan resmi mengenai langkah perbaikan jangka panjang atau rencana mitigasi agar gangguan serupa tidak berulang.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan publik tentang komitmen perusahaan dalam menjamin kualitas layanan, khususnya di daerah terpencil yang selama ini sering kali terpinggirkan dari prioritas pembangunan jaringan.
Bagi masyarakat di Limau dan Cukuh Balak, gangguan jaringan bukan sekadar ketidaknyamanan, tetapi juga menghambat komunikasi darurat, akses informasi, hingga aktivitas ekonomi berbasis digital.
Warga pun menunggu tindakan nyata, bukan sekadar klarifikasi teknis tanpa kepastian solusi permanen. (Red)