INDPORTAL.COM,TGM – Dalam sepekan terakhir, sejumlah daerah di Indonesia dilanda bencana. Dari banjir besar di Bali, banjir bandang di NTT, banjir di Lampung, kekeringan di Jawa Tengah, hingga kebakaran hutan di Kalimantan Selatan. Kamis, (11/9/2025)
Hujan deras yang terjadi pada tanggal 9–10 September 2025 merendam Provinsi Bali yaitu Denpasar, Jembrana, Gianyar, Karangasem, dan Badung.
Untuk Kota Denpasar, sebanyak 70 lebih warga dievakuasi dan bangunan roboh.
Menyusul Jembrana, 2 korban meninggal, jalan nasional Denpasar–Gilimanuk lumpuh.
Kemudian Gianyar 1 korban meninggal dunia, Karangasem terjadi banjir, longsor, pohon tumbang dan Ratusan warga mengungsi, tanggap darurat sepekan ditetapkan.
Untuk Nusa Tenggara Timur (NTT) Banjir bandang melanda 5 desa di Kabupaten Nagekeo, pada tanggal 8 September, 2 orang dinyatakan hilang, 1 rumah hanyut, 2 buah jembatan putus dan lahan pertanian terendam.
Musibah Banjir dan tanah longsor juga terjadi di Provinsi Lampung
Untuk Kabupaten Tanggamus terjadi longsor di Limau, banjir Cukuh Balak, dan Kelumbayan disertai tanah longsor, Puluhan rumah rusak, DPRD salurkan sembako.
Untuk Pesisir Barat, 91 keluarga terdampak banjir, genangan masih terjadi hingga 8 September.
Bencana di Jawa Tengah, Kekeringan melanda Klaten, 2.509 KK (8.795 jiwa) terdampak di 5 desa. Persediaan air bersih terbatas.
Menyusul Kalimantan Selatan, Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) meluas hingga ±795 hektare. Status siaga darurat 4 Agustus–30 September. Pemadaman difokuskan di lahan gambut.
BMKG memprediksi hujan ringan, sedang di barat Sumatera, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua. Sementara Kalimantan dan Sumatera bagian timur tetap panas dengan risiko karhutla.
Dengan demikian, menjaga kelestarian alam adalah kewajiban untuk mencegah bencana. Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia telah menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang memicu banjir, tanah longsor, polusi, hingga merampas sumber daya vital bagi kelangsungan hidup.
Mempraktikkan gaya hidup ramah lingkungan dan melindungi ekosistem adalah tindakan yang tunduk pada hukum sebab-akibat, setiap tindakan positif akan menghasilkan kondisi lingkungan yang lebih baik, sementara abai akan berbuah bencana.
Bencana pada akhirnya adalah bagian dari hukum kosmik, pengingat bagi manusia untuk selalu menjaga keharmonisan dengan alam.
Rangkaian peristiwa yang melanda Nusantara ini menegaskan bahwa keseimbangan alam harus dijaga, agar musibah tidak terus berulang dengan korban yang semakin besar. (Red)
