INDPORTAL.COM,PSW – Warga Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Lampung, diguncang keresahan setelah empat ekor kerbau ditemukan mati dalam dua minggu terakhir, Senin (10/11/2025)
Dugaan peracunan menguat setelah warga menemukan benda mencurigakan di sekitar lokasi matinya hewan ternak tersebut.
Informasi yang dihimpun indportal.com pada Minggu 9 November 2025 menyebutkan bahwa kerbau-kerbau itu milik warga dari tiga pekon: Ampai, Kekatang, dan Umbul Limus.
Kerbau-kerbau tersebut selama ini digembalakan secara bebas di kawasan muara sungai Pemindangan, lokasi yang sudah dianggap “padang rumput alami” bagi warga setempat.
“Di sini memang tradisinya kerbau dilepas, bukan dikandangkan. Kalau sudah masuk musim garap sawah, baru kami ambil untuk kerja,”ujar Saprozi, warga Pekon Ampai.
Namun dua pekan terakhir, warga dibuat curiga. Empat kerbau ditemukan mati mendadak, dan di sekitar lokasi terdapat tumpukan buah yang telah dikupas, dilakban, dan mengeluarkan bau menyengat.
“Ini yang bikin kami yakin ada yang sengaja beri racun. Baunya tidak wajar,”kata Saprozi.
Di tengah kabar kematian kerbau, sejumlah petani justru menyoroti kebiasaan meliarkan hewan peliharaan. Mereka menyebut tindakan tersebut sering memicu gesekan karena kerbau kerap masuk ke kebun warga.
“Kalau semua bisa saling sadar, tidak ada kerbau masuk kebun, tidak ada konflik. Pemilik ternak harus bertanggung jawab, jangan dilepas begitu saja,”ujar salah seorang petani.
Sementara itu, Kepala Desa Pekon Ampai, Ridwan, menegaskan bahwa persoalan ini harus dilihat dari dua sisi perlindungan terhadap hewan dan tanggung jawab pemilik. Ia mengingatkan bahwa hukum sudah mengatur kedua hal tersebut.
“Meracuni hewan jelas tidak dibenarkan. Tapi meliarkan hewan peliharaan tanpa kontrol juga tidak diizinkan,”tegas Ridwan, merujuk pada ketentuan Pasal 302, 490, dan 492 KUHP.
Warga kini menunggu tindakan aparat untuk memastikan penyebab kematian kerbau dan mencegah kejadian serupa terulang. Pemeriksaan di lapangan disebut masih akan dilakukan dalam waktu dekat.
