INDportal.com, Tanggamus – Pihak Tenaga Kesehatan Puskesmas Antar Brak dalam upaya pengendalian serta pencegahan kasus DBD di Pekon Badak Kecamatan Limau diduga terkesan lambat. Kamis (22/8/2024)
Diketahui, sudah satu Minggu lebih ini di Kecamatan Limau kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti meningkat secara drastis dan bahkan berdasarkan informasi tercatat ada tujuh kasus.
Sementara itu, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang sebenarnya tidak dapat dianggap enteng
Tapi ironinya pihak Tenaga Kesehatan Puskesmas Antar Brak, seolah tidak ada koordinasi secara intens kepada pihak-pihak terkait dalam upaya pencegahan serta pengendalian terhadap kasus DBD yang dapat mengancam jiwa si penderita.
Ditemui di rumah kediamannya, salah satu orang tua pasien pengidap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ada di Pekon Badak, ia mengungkapkan kekecewaannya atas sikap pihak-pihak terkait yang terkesan lambat terkait upaya pengendalian kasus tersebut.
“Seharusnya pihak Puskesmas langsung berkoordinasi dengan pihak terkait, agar kasus DBD tersebut dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan,”Ujar orang tua pasien yang tidak mau disebutkan namanya.
Kemudian ia pun berharap kepada pihak Dinas Kesehatan agar dapat melakukan langkah-langkah pencegahan terutama untuk wilayah-wilayah yang sudah masuk zona terkait adanya kasus DBD tersebut.
“Kasus DBD merupakan kasus yang menakutkan, Saya harap agar pihak Dinas Kesehatan dapat melakukan upaya untuk pemberian vaksin,”Harapnya
Ditempat terpisah, salah seorang warga Kecamatan Limau yang juga tidak mau disebutkan namanya, ia mengatakan, bahwa pihak Puskesmas Antar Brak dalam menangani kesehatan masyarakat dianggap kurang optimal.
“Seharusnya pihak KUPT Puskesmas Antar Brak, segera lakukan koordinasi terkait dengan kasus ini, jangan sibuk setelah kasusnya mulai rame,”Katanya dengan nada ketus. (Red)