INDPORTAL.COM,TGM – Masyarakat di Kecamatan Limau dan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, merespons kritis penjelasan Telkomsel yang menyebut gangguan jaringan disebabkan putusnya kabel bawah tanah akibat longsor dan pengerjaan proyek jalan. Sabtu (9/8/2025)
Bagi warga, alasan itu dinilai hanya sebatas penjelasan teknis yang tidak menyentuh akar persoalan.
Mereka mempertanyakan kualitas pemasangan kabel yang diduga tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP).
“Kalau kabelnya ditanam sesuai SOP, kedalaman minimal 1,5 meter, pasti aman dari garukan alat berat. Kalau terlalu dangkal ya wajar gampang rusak,”Ujar Zainuddin Warga Cukuh Balak.
Zainuddin juga menilai Telkomsel seharusnya sudah mengantisipasi risiko bencana di wilayah rawan longsor seperti Tanggamus.
Dengan teknologi dan sumber daya besar yang dimiliki, seharusnya perusahaan menyediakan desain jaringan yang tahan gangguan serta sistem cadangan (backup system) agar komunikasi tetap berjalan saat terjadi kerusakan.
“Kami ini tinggal di daerah rawan, tapi bukan berarti tiap hujan deras sinyal langsung hilang berhari-hari. Kalau perusahaan besar seperti Telkomsel tidak punya solusi darurat, itu artinya kami tidak jadi prioritas,”Kata Zainuddin
Gangguan jaringan disebut menghambat banyak aspek kehidupan warga, mulai dari komunikasi darurat, transaksi ekonomi digital, hingga akses pendidikan.
“Yang pasti segala aspek terganggu, keluarga tidak bisa kabar-kabaran kalau ada darurat. Dampaknya besar sekali,”Tambahnya
Masyarakat meminta Telkomsel tidak hanya memberi klarifikasi, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata dengan mengevaluasi pemasangan kabel, membangun jalur alternatif, dan memastikan wilayah terpencil mendapat prioritas setara dengan kota besar.
Hingga kini, manajemen Telkomsel belum mengumumkan langkah perbaikan jangka panjang atau rencana mitigasi untuk mencegah gangguan serupa terulang.
Warga berharap perbaikan dilakukan segera, bukan hanya sekadar penjelasan. (Red)