INDPORTAL.COM, TGM – Kecelakaan tragis yang merenggut nyawa dua pelajar SMKN 1 Talang Padang, Afan Pratama dan Zenmi Riyansyah, di depan SPBU Banjar Negeri, Kecamatan Gunung Alip, bukan sekadar musibah. Rabu (6/8/2025)
Ini adalah gambaran nyata dari kelalaian yang dibiarkan, pengawasan yang lemah, dan sistem pelayanan publik yang gagal menjamin keselamatan warganya.
Peristiwa maut itu terjadi saat sepeda motor yang dikendarai kedua korban bersenggolan dengan kendaraan lain yang hendak mengantre BBM, sebelum akhirnya terpental ke bawah mobil box yang juga sedang mengantre di SPBU tersebut.
Mirisnya, kejadian ini berlangsung di jalan umum yang setiap hari dilalui oleh warga, pelajar, dan pengendara.
Namun jalan tersebut telah lama berubah fungsi menjadi jalur antrean kendaraan SPBU yang tidak tertib, tanpa pengaturan, tanpa petugas, tanpa rambu, dan tanpa tanggung jawab.
Warga sekitar tentu tidak asing dengan pemandangan antrean semrawut di SPBU Banjar Negeri. Mobil dan motor mengular hingga ke badan jalan.
Arus lalu lintas menyempit. Risiko kecelakaan tinggi. Tapi semua itu dibiarkan terjadi seolah-olah tidak ada yang melihat, atau pura-pura tidak peduli.
Kematian Afan dan Zenmi adalah bukti betapa rendahnya nilai keselamatan warga di mata sistem. Tidak ada standar operasional pengelolaan SPBU yang diterapkan. Tidak ada zona aman. Tidak ada pengawasan.
Dan ironisnya, hingga hari ini, pihak SPBU Banjar Negeri belum menunjukkan empati, apalagi tanggung jawab moral.
Tak ada ucapan duka, tak ada kunjungan ke rumah korban, seolah tragedi itu terjadi jauh dari mereka padahal berlangsung tepat di depan mata.
Tragedi ini adalah alarm keras. Jalan umum bukan milik SPBU. Keselamatan rakyat tidak boleh dikorbankan demi kelancaran distribusi BBM.
Dan negara melalui pemerintah daerah, kepolisian, serta dinas terkait diharapkan dapat segera mengambil sikap tegas atas pelanggaran yang nyata-nyata telah membahayakan jiwa warganya.
Jika kasus ini dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada tindakan nyata, maka bukan mustahil daftar korban akan terus bertambah. Saat itu terjadi, bukan lagi kelalaian. Tapi kejahatan diam-diam terhadap keselamatan publik.
Negara tidak boleh kalah oleh kesemrawutan. Dan rakyat tidak boleh terus jadi korban dari sistem yang abai. (Red)