Anggota DPRD Gorontalo Dipecat PDI-P Usai Video Kontroversial Viral

INDPORTAL.COM, TGM – Aksi tidak pantas yang dilakukan anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Morindu, menuai sorotan tajam setelah sebuah video dirinya viral di media sosial, Sabtu (20/9/2025).

Dalam rekaman yang diduga diambil di dalam mobil mewah tersebut, Wahyudin dengan santai menyatakan akan “merampok dan menghabiskan uang negara” sambil tertawa terbahak.

Kemudian Seorang wanita tampak merekam momen tersebut. Ia juga menyebut perjalanannya ke Makassar dibiayai oleh uang negara.

“Aman negara Makasar kita ji, kita hari ini menuju Makasar menggunakan uang negara,”Ucapnya dalam video.

Potongan lain dari video itu turut menyinggung istilah “Hugel” yang disebut akan dibawa ke Makassar, sehingga memunculkan tanda tanya besar di kalangan warganet.

Pernyataan kontroversial itu memicu gelombang kecaman publik. Banyak netizen menilai ucapan Wahyudin sangat tidak pantas diucapkan seorang wakil rakyat yang seharusnya menjaga etika dan amanah masyarakat.

Berita Terbaru  Polsek Talang Padang dan Inafis Polres Tanggamus Identifikasi Korban Penganiayaan Hingga Meninggal

“Pantas kah seorang anggota dewan berbicara seperti ini?” tulis salah satu pengguna X (Twitter).

Merespons derasnya kritik, DPP PDI-P bergerak cepat. Melalui pernyataan resmi yang disampaikan Guntur Romli di akun TikTok @detik.com, Wahyudin Morindu langsung dipecat dari keanggotaan partai sekaligus jabatannya di DPRD.

Kasus ini semakin memperburuk citra lembaga legislatif di mata masyarakat, yang belakangan sering tercoreng oleh perilaku tidak terpuji sejumlah pejabat publik.

Padahal DPR sejatinya adalah lembaga yang diisi oleh orang-orang pilihan rakyat untuk menjalankan mandat dan memperjuangkan kepentingan publik.

Namun realitas pahitnya, banyak anggota dewan justru lebih tunduk pada kepentingan partai politik ketimbang mendengar suara rakyat yang memilih mereka. Loyalitas lebih diarahkan pada garis partai, sementara aspirasi masyarakat kerap menjadi nomor dua.

Berita Terbaru  Camat Limau Sambut Mahasiswa KKN Universitas Malahayati, Fokus Entaskan Stunting

Kasus Wahyudin Morindu hanyalah satu dari sekian banyak potret wajah buram parlemen. Alih-alih menjadi corong rakyat, DPR kerap tampil sebagai alat politik partai.

Kondisi ini semakin menegaskan bahwa demokrasi kita masih rapuh, rakyat hanya menjadi “tangga” menuju kursi kekuasaan, lalu dilupakan setelah mandat digenggam.

Nasehat untuk anggota DPR: Ingatlah, rakyatlah yang memberi kalian suara, bukan partai semata. Partai memang mengusung, tapi tanpa dukungan rakyat, kalian bukan siapa-siapa.

Jika rakyat sudah marah, tidak akan ada lagi tempat bagi kalian di daerah pemilihan yang selama ini menjadi ladang mencari suara. Jangan tunggu sampai kemarahan rakyat berubah menjadi penolakan total di bilik suara. (**)

Berita Terbaru