INDPORTAL.COM, TGM – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tanggamus, khususnya di wilayah Cukuh Balak, memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah pekon. Peristiwa serupa juga terjadi di Pekon Tengor sejak Jumat malam tanggal 5 September 2025.
Menurut keterangan warga, banjir di Tengor terjadi hingga tiga tahap. Gelombang pertama datang pada Jumat malam pukul 22.00 hingga 24.00 WIB.
Kemudian disusul gelombang kedua pada Sabtu dini hari pukul 02.00–06.00 WIB, dan puncaknya kembali terjadi pada Sabtu siang tanggal 6 September 2025 pukul 10.00 WIB hingga sore hari.
Akibat bencana tersebut, akses jalan di Pekon Tengor terputus di dua titik, yakni Dusun Sinar Baru dan Dusun Cadasari di tutup material longsor.
Kemudian banjir juga mengakibatkan banyak ternak warga hanyut, sementara sebagian besar rumah masyarakat setempat ikut terdampak.
Sumber banjir diketahui berasal dari aliran sungai di Dusun Cadasari, yang berada di wilayah paling atas Pekon Tengor.
Namun, di balik bencana ini, warga justru menyoroti sikap Kepala Pekon Tengor beserta aparatnya yang dinilai abai terhadap terjadinya bencana banjir dan tanah longsor tersebut.
“Sejak bencana terjadi, kepala pekon tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Saat masyarakat butuh bantuan, beliau justru seolah menghindar dari tanggung jawab,”Ungkap salah satu warga, Rabu 10 September 2025.
Warga bahkan mengaku harus meminjam alat berat ke PT Paragon Perdana Mining dengan inisiatif sendiri, tanpa dukungan administrasi dari pemerintah pekon.
“Kami pinjam alat berat ke perusahaan tanpa dilengkapi surat dari pekon sebagai bukti administrasi. Harusnya kepala pekon yang bergerak cepat,”Tegas warga tersebut.
Ketidakpedulian aparatur pekon di tengah bencana menjadi preseden buruk bagi kepemimpinan lokal. Padahal, peran kepala pekon sangat vital dalam koordinasi, mobilisasi bantuan, dan memberi rasa aman bagi masyarakat.
Kehadiran pemimpin di lapangan bukan hanya soal simbol, tetapi juga soal tanggung jawab nyata terhadap warga yang sedang berjuang menghadapi musibah. (Red)
