Oknum Wartawan Di Ulu Belu Bikin Resah, 9 Kepala Sekolah Mengundurkan Diri.

INDPORTAL.COM,TGM – Seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) SD di Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, pernah ingin mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan kerap didatangi oleh para oknum wartawan. Sabtu (23/8/2025)

Mereka oknum wartawan mendatangi setiap sekolah di Kecamatan Ulu Belu dengan cara melakukan intimidasi terutama saat pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Salah seorang kepsek yang enggan disebutkan namanya menuturkan, hampir setiap hari dirinya dan kolega didatangi oknum wartawan.

Mereka mengajukan pertanyaan bernada tinggi, terkesan mencari kesalahan, lalu menuduh kepsek bersalah tanpa dasar jelas.

“Ujung-ujungnya mereka menyodorkan MoU langganan media. Kalau kami menolak, mereka mengancam akan memberitakan dan melaporkan ke aparat penegak hukum,”Katanya, Rabu (20/8/2025).

Menurutnya, jika tidak dicegah oleh pihak Satuan Pelayanan Layanan Pendidikan (SPLP), pada tahun 2023 lalu seluruh kepsek SD di Ulu Belu sudah pasti mengundurkan diri.

Kondisi ini diperkuat Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Ulu Belu, Iskandar. Ia membenarkan adanya gelombang pengunduran diri kepsek pada rentang 2023–2024.

Berita Terbaru  Dalam Acara Sertijab, Bupati Tanggamus Moh. Saleh Asnawi Sampaikan Sejumlah Poin Penting.

“Tidak kuat menghadapi oknum wartawan. Saya sendiri bertahan karena berprinsip jabatan ini adalah amanah,”Ujar Iskandar, Jumat (22/8/2025).

Dari sekian banyak yang berniat mundur, terdapat sembilan kepsek yang benar-benar tidak bisa dicegah. Hingga kini, kesembilan SD tersebut masih dijabat pelaksana tugas (Plt).

“Sejak 2023–2024 ada sembilan kepsek yang mengundurkan diri. Sampai sekarang masih di-Plt-kan,”Tambahnya.

Iskandar juga mengungkapkan, setiap pencairan dana BOS, sedikitnya ada 60 orang yang mengaku wartawan datang ke sekolah.

Mereka datang dengan berbagai maksud, mulai dari menawarkan langganan media, mengajukan pengadaan barang dengan harga tinggi, hingga meminta uang bensin dengan dalih silaturahmi.

“Saya bukan alergi dengan wartawan. Saya tahu wartawan punya fungsi kontrol sosial dan saya selalu welcome. Tapi kalau berbicara oknum, ini sudah sangat meresahkan. Mereka selalu mencari kesalahan ketika keinginannya tidak dipenuhi,”Keluhnya.

Lebih lanjut, Iskandar mengatakan pihaknya sudah mengadukan keresahan para kepsek kepada Komisi IV DPRD Tanggamus. Namun, hingga kini belum ada respon dari para wakil rakyat.

Berita Terbaru  Kamtibmas Melakukan Patroli Secara Humanis Pada Pusat Keramaian Guna Ciptakan Situasi yang Kondusif

“Kami berharap ada solusi yang tidak memberatkan pihak manapun, baik kepsek maupun pihak media,”Pungkasnya.

Sementara itu, seorang pejabat SPLP yang juga enggan disebutkan namanya menuturkan hal serupa. Menurutnya, keberadaan oknum wartawan memang kerap muncul di sekolah-sekolah.

“Wah, oknum wartawan begitu mah banyak di tempat saya juga. Bahkan ada yang pagi jadi tukang parkir, siangnya datang ke sekolah jadi wartawan,”Katanya.

Fenomena ini seharusnya tidak boleh dipandang remeh. Jika dibiarkan, pendidikan akan menjadi korban praktik pemerasan berkedok jurnalistik.

Para penegak hukum, Pemkab Tanggamus, hingga DPRD wajib turun tangan menertibkan oknum-oknum yang mencoreng profesi wartawan sekaligus meresahkan dunia pendidikan.

Tugas wartawan adalah mencari kebenaran, bukan menakut-nakuti. Tugas kepala sekolah adalah mendidik, bukan melayani tekanan.

Negara harus hadir melindungi para pendidik, agar dunia pendidikan tidak terus dihantui oleh praktik menyimpang yang merusak marwah pers dan mencederai masa depan anak bangsa. (*)

Berita Terbaru