Petani Limau Keluhkan Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Birokrasi Jadi Penghambat

INDPORTAL.COM,TGM – Sejumlah petani di Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi yang kerap terjadi setiap musim tanam. Jum’at (22/8/2025)

Alih-alih membantu meringankan beban, program pupuk subsidi justru dianggap menambah masalah karena proses administrasi yang rumit dan harga yang semakin mahal.

Para petani mengaku, pupuk bersubsidi sering tidak tersedia sesuai kuota. Kondisi ini memaksa mereka membeli pupuk nonsubsidi dengan harga jauh lebih tinggi.

Bahkan, tidak sedikit petani yang terpaksa menebus pupuk subsidi lewat oknum dengan harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi).

“Kalau tidak beli di luar, tanaman bisa gagal panen. Tapi harganya jauh lebih mahal, kami makin susah,”Keluh salah seorang petani di Limau.

Berita Terbaru  Transformasi Kepemimpinan Kabupaten Tanggamus, Menyongsong Masa Depan Yang Lebih Baik.

Praktik penimbunan dan penjualan pupuk di pasar gelap diduga masih marak, memperparah kesulitan petani.

Sementara di sisi lain, syarat administrasi melalui Kartu Tani dan RDKK dinilai memberatkan, khususnya bagi petani di pelosok yang sulit mengurus dokumen.

Pengamat pertanian menilai pemerintah perlu segera turun tangan dengan tiga langkah strategis, dengan memperketat pengawasan distribusi pupuk, menyederhanakan prosedur administrasi, dan menyesuaikan kembali kuota pupuk dengan kebutuhan riil di lapangan.

Tanpa langkah tegas, masalah kelangkaan pupuk bersubsidi diyakini akan terus berulang, menekan petani dan berpotensi mengancam ketahanan pangan di Tanggamus. (Red)

Berita Terbaru